Kurekam, naungan
kepala pudar
Hilang asap
menghalangi
Kamulah
Umpan
Dari segala omong
kosong
Bentuk dari omong
kosongmu sendiri
Hanya kamu omong
kosong yang paling indah
Rautmu
Tajam diriku
Hantaman segala
berlian
Terlalu bodoh, hina
untuk di jelaskan
Olehku
Sempurnamu,
Tidak bisa, tidak
akan
Hanya kalah, kalah
Kali ini benar benar
tumpul
Tidak bekerja semua
seharusnya
Ingin membawa kembali
sudah tidak utuh
Jangkaumu
Di luar lebar tangan
tangan tanganku
Lebih satu kepal
Akan ku arahkan
kepalamu
Bodoh aku, kamu yang
sesatkanku dalam keadaan cinta paling jatuh
Lelah gapaimu sudah
takmungkin
Membanjiri dengan
segala kekuatan aku lawan
Banyak darimu
membawaku terlalu dalam
Himpitan kian dalam,
semakin dalam,
Aku bertahan
tonggakku dalam dalam
Pegangan
Merubah
Pengaruhmu
Sekarang, wajahmu
bentuk siksaan pikiran
Menghantui, menjelma
setiap malam
Komunikasi rahasia
setiap sajak katamu
Semakin cambuk dengan
ujung panah
Banyak, lantar jumpa,
resah siklus, daun tuju
Hitam tengkorak
setiap jejak langkahmu
kamulah bentuk
sempurna, terindah dari omong kosongmu
omong kosong, terlalu
kosong
kamu bawa hatiku
kamu mau apa lagi ?
membawa serta
jantungku
robeksajalah perutku
itu baik
tak perlu
bawa lagi
organ itu sudah mati
di tangan mu
aku menyalahkanmu,
kenapa katamu ?
aku bagian omong
kosongmu
terlalu kosong
kamu tak akan pernah
menyadari kehadiranku
tenang saja
ini bukan racun
hanya menjelma
bagaimana aku ingin
merobek wajahmu aku tidak percaya
manusia tidak ada
secantik itu